18 mins read

Cerita Sex Permainan Monopoly Sex part 1

Cerita Sex Permainan Monopoly Sex,  Cuaca Jakarta sedang lucu-lucunya. Pagi cerah dan panasnya sudah kaya siang bolong, eh tiba-tiba jam 1 siang hujan deras kaya langit bocor. Jadwal hujan yang ga bisa ditebak gini yang bikin banyak warga Jakarta yang salah jadwal dan persiapan ngadepinnya.

Nasib yang sama menimpa Vani, jagoan indehoi kita yang sexy dan mesum habis ini. Suatu pagi di bulan Januari, setelah 2 minggu UAS yang menegangkan dan melelahkan semua sel otot dan otak para mahasiswa kampus B*nus, Vani teringat dia masih menyimpan beberapa novel yang dipinjamnya dari Sasha. Ga ada kuliah dan ga ada paper yang perlu disubmit lagi, ni cewek mikir ga ada salahnya nyambangin Sasha di kosnya yang berjarak cuma sekali ngangkot dan ngojek jarak menengah.

Dengan pakaian casual, t-shirt putih semi body fit, celana pendek jeans selutut yang agak belel dan sneakers converse, berangkatlah Vani di pagi yang cerah itu ke kos Sasha sambil menenteng tas plastik berisi 3 novel pinjemannya. Cuaca bersahabat, bikin mood Vani juga cerah. Bahkan kelakuan iseng kondektur metromini yang belagak bantu naek si sexy ke bis dengan mendorong pantatnya, tapi sebenarnya cari kesempatan grepe-grepe, tidak merusak mood Vani.

Tapi 45 menit kemudian (ngetem metromininya 15 menit sendiri), ketika Vani hampir sampai di depan jalan utama kos Sasha, cuaca Jakarta tiba-tiba galau. Mendadak gelap, awan mendung sudah berarak dengan semaraknya di langit Jakarta. Benar saja, 100 meter sebelum turun hujan turun dengan derasnya. “Aseemmm… Kok mendadak ujan sih? Mana gue ga bawa payung” runtuk Vani dalam hati. Vani lebih kesel lagi ketika turun ga ada satupun ojek motor ataupun ojek payung yang mangkal di ujung jalan itu. Pada kabur kali para ojek motornya karena hujan.

Berlari-lari kecil menembus hujan, Vani masuk ke jalan Jambu Air (nama jalan disamarkan demi privacy si tukang ojek). Sekitar 50 meteran dari jalan raya baru deh ketemu sama 2 tukang ojek yang neduh di pos satpam. Sambil tetap menggunakan novel Sasha yang dalam kantong plastik sebagai pelindung kepala, Vani nyamperin pos satpam itu dan memanggil si tukang ojek “Bang, anterin ke dua belas dong” pinta Vani. Tapi, Vani heran, karena kedua tukang ojek itu ga langsung bereaksi atau sekadar menjawab. Malah agak melongo memandangi Vani.

Tiba-tiba Vani seperti tersadar. Karena kehujanan, t-shirt Vani menjeplak lengket dengan tubuhnya. Terutama di bagian dada yang memang dasarnya membusung mancung. Siluet bundar payudara dan bra yang melingkupinya tampak jelas akibat t-shirt-nya basah kuyup. Reflek Vani langsung menutupi dadanya dengan kantong plastik novelnya. “Eh Bang, mau ngojek ato bengong ajaaa?!” tanya Vani agak menjerit. “Eh..oh.. eh iya neng. Mau dianter kemana?” gelagepan si abang ojek yang giginya tonggos menjawab sambil menghampiri dan mulai menstarter motor bebeknya. Sedang abang yang setengah botak pura-pura ngelapin helm, nutupin malu ke-gap ngliatin dada si Vani.

Dengan terrpaksa memake helm bau keringat punya si tukang ojek agar kepada tidak lebih basah lagi, mahkluk sexyini menghenyakkan pantat sekalnya di jok motor abang ojek, dan merekapun meluncur membelah hujan menuju jl. Jambu Air XI. Tukang ojek sudah setengah berharap orang yang dicari penumpangnya tidak ada di kos-nya, agar dia punya kesempatan ngantar balik si cewek ini. Tapi memang nasib tidak berpihak kepada si tukang ojek karena Sasha sudah nungguin Vani di pintu gedung kos-kosan tersebut. Belum lagi si Vani cuma bayar 2000. “

Lho biasanya goceng neng melas tukang ojek. Eh, 3rebunya biaya lo melototin toked gw dan ngerem-ngerem melulu pas di jalan saut Vani judes, ditingkahi cekikikan Sasha. Abang tukang ojek hampir tidak tahan untuk tanya Kalo ngeliatin 3rebu, megang-megang berapa Neng. Tapi ditahannya karena agak jiper sama kejudesan Vani. Dia cuma bilang Kalo butuh jemputan, SMS aja abang ya neng. Neng Sasha tau kok nomor HP abang sambil tersenyum semanis mungkin. Iyee bang sahut Vani dan Sasha serempak sambil menutup pintu.

Genit amat tu tukang ojek gerutu Vani sambil mendekap tubuhnya, menggigil kedinginan mengiringi langkah Sasha menuju kamarnya di lantai 3. Udeh, ga usah bawel dah lo. Ayo cepet ke kamar gue, biar bisa ganti baju lo sahut Sasha sabar sambil menarik tangan Vani agar bergerak lebih cepat. Kos Sasha adalah gedung persegi empat berwarna beige dengan aksen terakota di jendela-jendela yang menghadap keluar, memanjang kebelakang setinggi 4 tingkat yang khusus dibangun untuk jadi kos-kosan 3 tahun yang lalu. Terdapat hampir 80 kamar dan lebih dari 90% selalu terisi, karena memang lokasinya dekat dengan beberapa kampus dan komplek perkantoran. Layout dalamnya khas kos-kosan: dua deret kamar yang berhadapan, dibelah oleh taman selebar 1 meter yang memanjang di lantai dasar dan void sampai kelangit-langit gedung. Tapi void-nya tidak begitu lebar, karena pemilik gedung lebih memilih untuk membuat jalan di depan kamar cukup lega. Satu hal yang dirutuki Vani dan Sasha dari kos ini adalah tidak adanya lift. Cukup gempor juga naik ke lantai tiga. Maka itu, makin ke atas tarif bulanannya makin murah.

Sesampainya di kamar Sasha, Vani buru-buru masuk ke kamar mandinya karena sudah kebelet pipis. Kamar Sasha berukuran 4×5 meter. Kamar mandi dipojok kanan, berisi shower dan toilet duduk. Tempat tidur springbed ukuran 120cm x 200 cm mepet ke dinding kanan. Isi kamarnya standar anak koslah: lemari pakaian 2 pintu, TV, rak buku dan peralatan makan dan satu meja kecil. Sasha mengetok kamar mandi untuk mengasikan 2 potong t-shirt, celana pendek dan bra ke Vani. Pilih aja mana yang lo suka hottie kata Sasha kepada Vani yang melongokkan kepalanya dari balik pintu kamar mandi. Gw minta shampo ama sabun lo ya Sha.. kata Vani sambil menerima pakaian tersebut. Pake aja. Tapi jangan abisin sahut Sasha. Gue minum kale shampo lu balas Vani sambil menutup pintu.

Rasa sebel Vani karena kehujanan barusan sudah hampir luruh semuanya diguyur air dari shower. Rasanya nyaman sekali ketika mengeringkan tubuh dengan handuk kering yang tebal milih Sasha. Karena celana dalamnya tidak basah, Vani memutuskan memakainya kembali. Tapi dia agak kebingungan ketika memilih bra punya Sasha. Bukan karena modelnya yang kinky atau warnanya ga cocok. Sasha lupa kalo toked Vani satu cup lebih besar dari miliknya. Jelas saja susu Vani terpenyet ketika memaksa memakai bra Sasha yang ber-cup B. Merasa sesak nafas, Vani memutuskan tidak memakai bra saja, dan langsung memakai t-shirt gombrang berwarna maroon dengan tulisan Talk Nerdy to Me. Selesai memakai celana pendek berbahan kaos milik Sasha, Vani mematut sebentar di cermin. T-shirt gombrangnya hampir menutupi celana pendek yang memang pendek, menunjukkan sebagian besar paha putih Vani.

Ketika akan membuka pintu kamar mandi, Vani baru sadar bahwa di luar Sasha sedang mengobrol dengan orang lain karena sedari tadi suara-suara di luar tidak terdengar, tertutup suara hujan yang menggemuruh. Vani sempat berpikir untuk tidak keluar dulu sampai tamu2 Sasha itu pergi karena tau kan.. dia ga pake bra. Rasanya gimana gitu. Tapi, akhirnya Sebodo ah.. ga kliatan ini pikir Vani sambil membuka pintu kamar mandi. Obrolan Sasha dan tamunya kontan terhenti ketika sesosok cewek berambut bob berwarna brunette muncul dari balik pintu kamar mandi. Eh, lo ada tamu Sha? tanya cowok berambut jabrik sambil tersenyum lebar melihat ada mahkluk bening lagi di kamar tersebut. Eh, kenalin ni temen satu kampus gue, Vani ujar Sasha sambil menarik Vani untuk mendekat. Si rambut jabrik bertubuh tinggi langsing dengan wajah agak tirus ternyata bernama Randy, dan temannya satu lagi yang berambut cepak dan berbadan agak gempal (ga gemuk ya, gempal) minta dipanggil Momo. Weh pas banget nih sekarang kita berempat. Sudah bisa langsung dimulai kata si Randy agak keliwat ceria. Eh, maen apaan nih?” tanya Vani pengen tau. Hihihihi.. lucu deh Van game-nya. Gue baru diceritain dikit barusan ama Randy. Tapi kliatannya seru banget. Lo pasti demen deh sahut Sasha sambil cekikikan mencurigakan. Vani jadi penasaran.

Eh bentar. Masih kurang satu orangnya. Butuh bankir-nya neh kita kata Randy tiba-tiba sambil beranjak keluar kamar. Ga sampe semenit Randy sudah balik sambil menarik masuk cowok imut berkaca mata. Elu yang jadi bankir-nya Dan? tanya Sasha begitu melihat anak cowok yang baru masuk. Wah, bankir apaa nih mbak? Saya juga ga ngerti. Tiba-tiba ditarik mas Randy jawab polos anak cowok yang dipanggil Dan itu sambil melirik-lirik ke arah Vani dengan pandangan ingin tau. Udah, lo dengerin dulu aja. Pasti lo demen nantinya tukas Randy penuh misteri. Vani semakin penasaran dengan game ini.

Setelah mereka duduk melingkar berempat, dan cowok imut berkacamata yang ternyata bernama Danan duduk di luar lingkaran, Randy pun mulai menjelaskan apa sebenarnya game yang hendak mereka mainkan. Tapi pertama-tama, Randy membuka sebuah kotak karton persegi panjang berukuran sekitar 50x25cm dan mengeluarkan karton tebal terlipat 2 yang seperti papan. Alaa.. ternyata cuma mo maen monopoli sahut Vani agak sebel. Eitt tunggu dulu Van. Ini bukan sekedar monopoli. Ini monopoli khusus dewasa. Namanya sexopoly jawab Randy tangkas sambil tetap menyengir mencurigakan. Hah? Sexopoly? Vani membeo. Yoiii.. sexopoly. Sex Monopoli  cengiran Randy semakin lebar, dibarengi oleh cengiran mesum Momo dan Sasha. Duduk Danan jadi agak gelisah begitu mendengar kata sex. Vani langsung merasakan firasat buruk.

Jadi pada dasarnya aturan maennya hampir sama sama monopoli biasa. Kita giliran jalan pake dadu 2 biji. Kalo udah sekali muter, mulai boleh beli properti. Dapet modalnya seorang ceban yak jelas Randy panjang lebar. Lah, apa bedanya sama monopoli biasa bawel Vani. Sabar napa Van.. Biarin si Randy selesai jelasin tukas Sasha ga sabar. Vani langsung cemberut sambil agak memonyongkan bibirnya. Bikin Momo jadi gemes dan pengen ngelumat tu bibir yang penuh dan sensual itu. Ok, bedanya disini nih. Pertama, setiap sekali muter, ga dapat uang dari bankir” Danan agak mengernyit mendengan jabatannya disebut. Lalu, kalo lo masuk kotak Chance dan Community (kalo di versi indo Kesempatan dan Dana Umum), lo juga sama ngambil satu kartu Chance ato Community. Nah, bedanya tu diisi kartu-kartu ini pungkas Randy puas. Isi kartunya tuh perintah-perintah yang kudu dilakuin si pengambil kartu. Kalo isinya lo disuruh joget 5 menit, ya lo wajib joget 5 menit. Kalo isinya lo disuruh french kiss, ya lo wajib juga french kiss hehe tambah Randy, diiringi cekikikan Sasha dan Momo.

Aahhh kaco neh maenan lo pada rajuk Vani agak panik. Tenang Van, perintah-perintahnya cocok kok buat kita-kita yang udah dewasa. kata Momo sambil menekankan pada kata dewasa. Lo-lo pasti demen kata Randy sambil mengedipkan mata. Iihhh jangan samain gue sama lo-lo pada ya balas Vani agak sebel sekaligus tersipu, sambil berusaha mencubit paha Randy yang duduk di sebelahnya. Randy tidak berusaha menghindar cubitan main-main Vani, malah langsung menambahkan Kalo jadi maen, lo semua wajib nyetorin HP ama dompet lo pada ke bankir. Kalo ada yang coba-coba melanggar alias tidak mematuhi perintah di game, bankir berhak menyita permanen harta benda lo itu tambah Randy. Danan langsung jumawa begitu mendengar aturan tersebut sambil tangannya disorongkan ke Sasha dan Vani menagih HP dan dompet mereka.

Eh, entar dulu. Gue mo liat isi kartunya kata Vani sambil nyingkirin tangan Danan dari hadapannya. Sambil mengambil 3 kartu dari tumpukan Chance dan Community Vani menambahkan Jangan-jangan ada kartu buatan lo yang isinya Berhak dan bebas melakukan apapun juga kepada peserta lain. Gawat dong. Enak di elu, ga enak di gue tambah Vani galak sambil mulai membaca ketiga kartu tersebut. Ketiga peserta lainnya hanya cengar-cengir mendengar keberatan Vani. Sumpah Van, ga ada kartu isinya kaya gitu jawab Momo. Kalo bener ada, ga berlaku deh tambah Randy berusaha meyakinkan Vani. Tapi Vani tetap membaca kartu pertama. Kartu pertama isinya Nuzzle and kiss your partner neck. Nibble his/her ear lobes and whisper “Lets fuck”. Gue artiin ya Ciumin leher partnermu. Lalu gigit-gigit kecil kupingnya dan bisikkan Ngentot yuk (Okay terjemahan gue memang agak vulgar. Tapi buat kebahagiaan kita bersama, mulai sekarang semua kartu yang aslinya bahasa inggris itu, gue langsung terjemahin ke dalam bahasa mesum Ethan. Gue harap semua viewer Lensa69 setuju Pipi Vani agak bersemu merah, malu-malu birahi, tapi tetap melanjutkan membaca kartu yang kedua. Isinya Ajak partner lo untuk ngentot dengan kata-kata paling mesum yang lo punya. Minimal 2 kalimat. Kartu yang ketiga berbunyi Tatap mata partner lo penuh perasaan, sambil lo membelai-belai dan meremas-remas tubuhmu dan mendesah-desah selama 2 menit. Vani tidak sadar menahan senyum sambil menggigit bibir bawahnya dan meletakkan ketiga kartu di tumpukannya kembali.

Terus, gimana caranya nentuin sapa partnernya? Kan kita berempat Vani mengemukakan persetujuannya untuk join game Sexopoly dengan pertanyaan tersebut. Gampang dong, partner lo ya yang duduk pas disebelah lo. Gantian sama sisi satunya setiap kali ngambil kartu lagi” jelas Randy puas karena cewek bahenol ini akhirnya setuju ikut maen. Pantes aja tadi ngatur duduknya selang-seling cowo cewe batin Vani agak sebel begitu sadar mereka sudah bersiap-siap untuk hal tersebut. Kalo lo setuju, serahin HP dan dompet lo ke Danan tambah Randy. Untung aja yang diambil pas yang aman2 kartunya kata Randy & Momo dalam hati lega. Ya udah, gue ikutan. Kasian Sasha sendirian balas Vani masih pura-pura jual mahal sambil nyerahin BB dan dompetnya ke Danan.

Tugas gue cuma nyimpenin HP dan dompet doang nih tanya Danan sambil memasukkan keempat HP dan dompet para peserta ke kantong plastik. Ga lah. Lo juga yang bantu mastiin kalo ada peserta yang ga bersedia ngelakuin tugasnya jawab Randy. Plus, lo yang nentuin bayaran kalo ada yang masuk properti orang laen tambah Momo. Ambil kartunya sesuai warna areanya ya. Kalo area properti biru, ya lo ambil dari yang kartu biru lanjut Momo. Danan manggut-manggut sambil membuka-buka beberapa kartu yang terdiri atas 4 kelompok warna tersebut. Biru, Kuning, Hijau dan Merah. Eh, bayarannya bukannya pake duit monopoli-nya” tanya Sasha. Ga lah. Kan di sexopoly lo ga dapat uang dari bank setiap kali muter jelas Randy. Uang cuma buat beli property kata Randy lagi. Lah terus kaya apaan bayarannya selidik Vani mulai was was lagi. Amanlah.. Hampir selevel sama kartu chance dan community jawab Randy berusaha menenangkan. Tapi, demi melihat wajah Danan yang bersemu merah ketika membaca beberapa kartu RENT, Vani dan Sasha tidak begitu yakin. Namun, mau bagaimana lagi. HP dan dompet mereka sudah ditangan Danan. Momo menutup penjelasan rule of the game dengan mengatakan Tapi kalo gue masuk ke properti Randy ato Vani masuk ke properti Sasha, tidak perlu bayar sewa. Sasha dan Vani baru saja hendak mengungkapkan pertanyaan dan keberatan, tapi buru-buru Momo mengangkat tangannya sambil berkata Lo bedua bakal ngerti juga nantinya. Dan begitulah, mereka menerima begitu saja peraturan yang agak GeJe tersebut.sexy

Permainan dimulaiiii kata sang bankir sambil melempar kedua dadu ke papan sexopoly. Gue duluaann jerit Sasha cepat merebut dadu dan melemparkannya lagi ke tengah papan. 4 1, 5 langkah. Tu, wa, ga, pat, ma.. Hore, gue beli PLN-nya kata Sasha girang. Woe.. enak aja lo. Muter sekali baru boleh beli abis itu tukas Vani sewot. He-he.. sorry. Terlalu semangat jawab Sasha tersipu-sipu. Searah jarum jam, setelah Sasha adalah giliran Randy. Diikuti oleh Vani, dan kemudian tentu saja Momo. Kelihatan banget kalo kedua cowok tersebut berusaha bisa masuk kotak Chance atau Community. Tapi ternyata Sasha yang malah pertama kali berkesempatan mengambil kartu Community. Deg-degan Sasha mengambil kartu pertamanya. Begitu membacanya, rona wajah Sasha yang putih agak merona. Uhh.. bingung nih caranya rajuk Sasha sambil meminta bantuan Vani. Apaan sih yang lo dapat tanya Vani penasaran. Oooo lo dapat yang rayuan mesum ini hihihi kata Vani ketika membaca kartu Sasha. Itu kartu yang Vani buka di awal permainan yang isinya Ajak partner lo untuk ngentot dengan kata-kata paling mesum yang lo punya. Minimal 2 kalimat. Ayo Sha.. lo rayu si Randy hahaha timpal Momo penuh semangat. Bilang apaan dong Sasha malah tambah panik. Udahh.. pake aja kata-kata lo pas horny ngajak si Revo ML tambah Vani lagi sambil nyengir puas. Aaaa.. Vaniii.. Lo jangan ikut-ikutan gangguin dong rajuk Sasha manja, yang bikin Randy makin tambah gelisah bahagia. Ok..ok.. diem dulu lo semua kata Sasha akhirnya sambil mengangkat kedua tangannya, mencegah olok-olok Vani dan Momo semakin brutal. Gue mulai ya lanjut Sasha. Rand.. kata Sasha. Eh.. liatin Randy-nya dong. Masa ngajak ML nunduk gitu sepet Vani cepat. Iya. Iya.. Bawel amat sih jawab Sasha sambil memonyongkan bibirnya. Serempak tawa keempat orang lainnya terdengar. Setelah mereka tenang, Sasha baru mau melakukan “tugas”nya itu.

Rand.. kata Sasha lirih sambil menatap Randy sendu. Ruangan kamar Sasha langsung hening. Momo, Randy dan Danan tegang mengantisipasi kata-kata yang akan keluar dari bibir Sasha. Udah seminggu gue ga disentuh cowo. Gue ga tahan lagi. Fuck me please.. desah Sasha. Selama sepersekian detik Randy terpana menatap nanar cewe cantik yang menatapnya dengan pandangan mengundang. Sampe-sampe Randy terpaksa menelan ludahnya. Wakakakakakak…” tawa Sasha tiba-tiba meledak. Denger gitu doang udah mupeng lo yaa goda Sasha nakal. Vani juga terkikik-kikik melihat Randy yang agak salah tingkah karena sempat kebawa omongan Sasha. Agh.. Nggak kok, gue nggak kepengaruh sama omongan Sasha Randy masih berusaha ngeles walo tidak meyakinkan. Udah ah, giliran gue sekarang kata Randy cepat-cepat sambil ngelempar dadu ke papan permainan agar anak-anak berenti cekikikan dan menggodanya. Permainan pun berlanjut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *