Sex Putri Titian Diperkosa Oleh Sopirnya
Putri Titian Diperkosa Oleh Sopirnya – Entah darimana cerita dewasa ini muncul, yang pasti ini merupakan karangan dari seseorang yang benar-benar nge-fans dengan Putri Titian. Selamat membaca dan silahkan berkhayal sambil membaca kisah 17+ ini : Sex
“Pak Dadang..ntar anterin Tian ke FX yaa..”.
“beres, non..”. Tian pun kembali ke kamarnya.
“ahaha..senangnya nggak ada syuting hari ini..”, ucap Tian dengan tawanya yang khas. Tian berganti pakaian untuk pergi ke mall. Sudah janji dengan temannya akan jalan-jalan seharian karena hari ini bebas syuting, yeeey.
“ayo, Pak..kita berangkat..”.
“ayo, non..”. Tian langsung masuk ke dalam mobil sedannya yang mewah itu. Mobilnya juga sudah dipanaskan, Dadang langsung mengemudikannya keluar rumah. Tak ada percakapan antara Dadang & Tian karena Tian sibuk sendiri dengan hpnya.
“Pak Dadang pulang aja dulu..ntar kalo Tian mau pulang, Tian telpon deh..”.
“oke, non..Pak Dadang nanti jemput di sini lagi, non ?”.
“ng..ntar Tian telpon jemput dimana, soalnya mau jalan-jalan juga..”.
“ok deh..Pak Dadang pulang dulu ya, non..”. Tian berjalan masuk ke dalam mall. Cukup banyak juga yang mengenalinya te rutama kalangan ibu-ibu. Memang, dia belum terlalu tenar, tapi setidaknya, banyak yang sudah mengenalnya.
“eii Sherl..”, gadis cantik bergigi gingsul itu langsung memeluk sahabatnya.
“udah lama Sherl ?”.
“baru nyampe kok gue..”.
“maaf nyaa Sherl, tadi ada ngajak foto-foto hehe..”.
“duuh, tau deh yang artis lagi makan daun hahaha”.
“ah lo tuh makan daon kayak kambing ahaha. yaudah Sherl, kita nonton aja yuuk..”.
“okee..”. Usai membeli tiket, Tian & Sherly duduk di cafe.
“eh Ti..ada yang ngeliatin kita dari tadi..”, bisik Sherly.
“mana ?”.
“itu..di belakang kita..”. Perlahan, Tian menengok ke belakang.
“iih itu mah Om-om ganjen..lo mah ada-ada aja..iih..”.
“ya kan lumayan, siapa tau aja bisa jajanin kita hihi..”.
“jangan ah, bahaya tau maen-maen ama Om ganjen ahaha”. Banyak yang melirik. Meskipun gayanya tomboy, wajah Tian cukup menarik perhatian cowok, gigi gingsulnya pun menambah imut wajahnya. Sherly pun tak kal ah cantik. Tak heran mereka berdua menarik perhatian. Tian & Sherly menghabiskan banyak waktu di mall tersebut. Waktu terasa cepat berlalu jika bersama Sherly. Begitu juga sebaliknya. Mereka berdua memang sangat cocok. Keduanya sama-sama tomboy dan tak jaim, tak heran kalau mereka berdua klop.
Bosan di mall saja, mereka pergi ke tempat lain dengan taksi.
“kita kemana lagi nih, Sherl ?”.
“kemana yaa yang enak ?”.
“ke Taman XXX aja kayaknya enak..lagi pengen jalan-jalan di taman nih..”.
“oke deh..Pak, ke Taman XXX yaa..”. Mereka berdua hanya berjalan-jalan saja, mengobrol sambil duduk di bangku taman. Sementara orang-orang yang di sekitar mereka sibuk berpacaran, Tian & Sherly sibuk ketawa-ketiwi.
“eh, Sherl..ada yang maen basket tuh..kita liat yuk, siapa tau ada yang ganteng”.
“betul juga, yuuk..”. Meskipun malam, ternyata ada juga yang bermain basket malah bisa dibilang ramai.
“ah nggak ada yang ganteng, Ti..nggak wajar semua mukanya. ha haha”.
“waduuh..nggak wajar, ada-ada aja bahasa lo..”.
“hai..boleh kenalan gak ?”. Tiba-tiba ada 2 orang yang menyapa Tian & Sherly.
“mm..”.
“kenalin, nama gue Tomi..”.
“gue Andri..”.
“Tian..”.
“Sherly..”.
“kok pada beduaan aja ? pacarnya kemana ?”.
“kita cuma bedua aja..”.
“kok gak ama pacarnya ?”.
“kita nggak punya pacar..”.
“yang bener ? masa cewek cantik kayak kalian nggak punya pacar ?”.
“iyaa bener..”. Sementara Sherly sibuk berbicara dengan Tomi & Andri. Tian mengirimkan sms ke Dadang agar dia menjemputnya di Taman XXX.
“maaf Tomi, Andri..kita mau pulang yaa..”, jawab Tian yang mulai agak takut karena baru sadar hanya tinggal mereka berdua cewek yang ada di sana, cewek-cewek yang tadinya ada beberapa, sudah pulang.
“kok buru-buru sih ?”.
“kalo kita anter..mau ya ?”.
“nggak usah..makasih..ayo, Ti…”. Mereka berdua buru-buru meninggalkan lapangan basket. Tomi & Andri mengikuti Tian & She rly dari belakang. Sadar diikuti, Tian & Sherly mempercepat langkah mereka. Tiba-tiba di persimpangan jalan, Tian & Sherly dihadang 2 lelaki di depannya. 2 lelaki itu muncul dari balik pohon di dekat persimpangan.
“ee..eh nona-nona cantik ini mau kemana ?”, tanya cowok berwajah culun namun berbadan besar.
“iya nih, pada mau kemana ? malem-malem gini. mending ikut seneng-seneng ama abang nyook HAHAHA”.
“tolong jangan ganggu kami”, ujar Sherly yang menuntun Tian untuk menghindari 2 lelaki itu. Tentu, salah satu pria itu langsung menghalangi mereka.
“eh jangan buru-buru dong..kita nggak mau ganggu, cuma mau ngajak seneng-seneng aja. hehehe !!”.
“tolong lepasin kami !!”.
“LEPASIN !!”. Tian & Sherly berusaha berontak untuk melepaskan diri, tapi 2 orang gadis ABG melawan cengkraman & dekapan 2 orang lelaki dewasa yang berbadan besar tentu tak seimbang.
“WOII !!”, suara orang berteriak. Harapan singgah di hati Tian & Sherly saat melihat Tomi & Andri yang ternyata masih mengikuti mereka.
“TOLONG, TOM !!”.
“ANDRI, TOLONG !!!”. Andri & Tomi mendekati mereka.
“eh bang Edi, darimana aja, bang ?”.
“tadi gue abis nyari jablay di pengkolan sono ama Tohar..”.
“iye, kite bedua nyari jablay..kagak ade yang cakep, eh di sini malah dapet neng-neng yang cakep gini KEKEKE !!”, ujar Tohar.
“AAAA !! HHEEGGHHH !!”, Sherly kesakitan saat Edi meremas payudaranya dengan sangat kasar.
“buset ini toket..kecil-kecil tapi empuk banget..manteb !! OOHH !!”.
“NNHHH !!”, remasan Edi terlalu kencang & kasar bagai sedang meremas benda empuk. Padahal itu bukan benda empuk biasa melainkan sepasang payudara ranum milik seorang gadis ABG cantik bernama Sherly.
“kenapa ? lo berdua kaget ? nih abang bedua kenalan gue, mang enak lo..coba lo tadi kagak lari, kan tugas lo bedua cuma ngelayanin gue ama Tomi. sekarang lo juga mesti ngelayanin bang Edi n’ bang Tohar GWAHAHAHA !!!”.
“AAHH !! STOOP !!! EENGGHH !!!”, Tian juga merasa sakit, Tohar tanpa ampun meremas-remas payudaranya.
“ayo, bang, kita punya memek gratis malam ini”.
“memek cakep lagi GAKGAKGAKGAK !!”.
“BERHENTI !! POLISI !! DORRR !!”. Tohar, Edi, Andri, dan Tomi langsung lari terbirit-birit. Tian & Sherly limbung dan terjatuh ke jalan. Mereka terselamatkan dari pemerkosaan.
“non Tian n’ non Sherly nggak apa-apa ?”.
“nggak apa-apa, Pak..”, jawab Tian setelah melihat Dadang yang memapahnya.
Dadanya masih sedikit sakit.
“ayo non Tian, non Sherly..kita ke mobil”. Suara polisi itu hanya rekaman saja dari hp Dadang. Keisengannya merekam suara polisi di sinetron waktu itu ternyata bermanfaat juga. Dadang membantu Tian & Sherly berdiri. Mmm, benar-benar harum tubuh kedua gadis belia. Tak bisa dipungkiri, Dadang sangat menikmati aroma tubuh Tian & Sherly saat memeluk mereka untuk membantu mereka berdiri. Untung aja, Pak Dadang dateng, pikir Tian yang bersukur Dadang datang tepat pada waktunya.
“Tian, aku pulang dulu yaa..Pak Dadang, Sherly duluan yaa..”, pamit Sherly yang telah diantar Dadang sampai ke rumahnya.
“iya, Sherl..”, jawab Tian singkat.
“iya non Sherly..”. Usai mengantar Sherly, Dadang & Tian menuju rumah.
“non Tian nggak apa-apa ?”. Tian terlihat masih agak syok dengan kejadian yang baru ia alami.
“iyaa, Tian nggak apa-apa, Pak..”. Tian langsung menuju kamar begitu sampai di depan rumah. Tanpa ba bi bu, Tian langsung mengunci diri di kamarnya dan juga menutupi pintu berandanya.
“hhh..”. Tian tidur terlentang dengan kaki menyentuh lantai. Dirinya tak menyangka, sampai sekarang tak ada yang menyentuh payudaranya. Payudaranya yang masih dalam pertumbuhan, sangat ranum. Tian menangkup kedua buah daging kenyalnya itu. Cengkraman kasar preman tadi masih terasa sampai sekarang. Tian bingung, rasanya dia ingin sekali lagi merasakan remasan pada payudaranya. Tian menggeleng-gelengkan kepala, tak mengerti yang dipikirkannya sendiri. Tiba -tiba handphonenya berbunyi, tertera nama Sherly di hpnya.
“halo ?”.
“Ti, lo nggak apa-apa ?”.
“ng..”.
“lo nggak kenapa kenapa, kan?”.
“nggak, Sherl..”.
“oh syukur deh..”. Tian bingung, nada suara Sherly biasa-biasa saja, seperti tak terjadi apa-apa.
“lo ?”.
“ah gue nggak apa-apa, Ti..”.
“tapi gue ngerasa aneh, Sherl..”.
“aneh gimana ?”.
“kok gue masih kerasa ampe sekarang ? n’ kok gue malah pengen ngerasain lagi ?”.
“ya emang gitu, Ti..”.
“maksud lo ?”.
“ya gue juga pas pertama kali juga kayak gitu..”.
“ha ? gue gak ngerti ?”.
“ya pas gue ngerasain pertama kali toket gue diremes-remes yaa emang kayak lo perasaannya..”.
“jadi lo udah pernah ngerasain ?!”, Tian kaget dengan jawaban temannya.
“iyaa, tiap hari. nyokap gue selalu mijitin toket gue..”.
“kok ???”.
“nyokap gue bilang harus dipijit tiap hari biar ntar bagus..”.
“oh, gitu..jadi emang harus dipijit ya ?”.
“iya, Ti..tapi tetep aja tadi sakit juga ya, Ti. hahaha”. Mereka berdua mengobrol seperti biasa seolah tak sadar kalau mereka tadi hampir menjadi korban perkosaan yang marak di kota metropolitan ini. Usai bertelpon-telponan dengan Sherly, Tian masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuh supaya tidurnya nanti malam bisa nyenyak setelah mengalami peristiwa yang tak mengenakkan di taman kota tadi. Tian memang enggan mengenakan bh dari dulu, tak heran ia hanya memakai celana dalam sebelum mengenakan baju setelah selesai mengeringkan tubuh. Dia menyalakan tv dan tidur santai di atas ranjangnya yang empuk, dia masih memikirkan kejadian tadi.
Dia malu sendiri, ternyata tanpa sadar ia menyukai payudaranya diremas-remas seperti tadi. Mata Tian pun terasa berat. Saat
sedang setengah bangun setengah sadar, Tian merasa ada yang menindihnya.
“Pak Dadang ??!!”, Tian terkejut mengetahui siapa yang menindihnya.
“maaf, non..Pak Dadang udah gak tahan..hhh hhh”. Tian ketakutan, pandang an supirnya itu mengerikan seperti ingin memangsanya saja.
“jangan, Pak ! TOLOONG !!”. Dadang memegangi kedua tangan Tian, tapi tak membungkam mulut Tian.
“TOLOONGG !!! TOLOONGG !!”, Dadang tak mengindahkan teriakan Tian. Dadang malah mulai menciumi batang leher Tian membabi buta.
“jangan, Pak..tolong..emmm”. Tian tak bisa menghentikan serbuan mulut Dadang pada lehernya. Tubuhnya yang ditindih serta kedua tangannya yang ditahan Dadang membuat artis muda nan cantik itu tak berdaya melakukan perlawanan.
“ccupph cupphh cupphh”, kecupan bertubi-tubi dari Dadang jelas memberikan efek aneh yang mulai dirasakan Tian.
“jangaan Paakhhh…”, penolakan Tian semakin lemah, rasa hangat mulai menjalar di sekujur tubuhnya. Rasa hangat yang terasa menggelitik namun mengenakkan.
Tian tak kuasa menolak rasa itu apalagi Dadang mulai menjilati lehernya. Gemetar geli nikmat menjalar di sekujur tubuh Tian. Suatu sensasi yang baru dirasakannya.
“aahhh…hhhmmm…ii hiihii ..”, Tian terkekeh kegelian saat Dadang menjilati daun telinga kanan dan kirinya.
“mmpphhh eemmmhhh ccppphhh”. Dadang melumat bibir Tian habis-habisan. Tian pun gelagapan dicumbui Dadang, tapi matanya terpejam. Tian tak mau menatap mata Dadang secara langsung, dia malu karena tanpa sadar dia mulai menikmati ciuman itu. Secara refleks, tanpa disadari, Tian membalas pagutan Dadang. Lidahnya meng-counter lidah Dadang layaknya seorang yang ahli dalam berciuman. Dadang senang mendapat balasan dari Tian. Artinya dia sudah menguasai majikannya baik tubuh atau pikirannya. Dadang sudah bisa membayangkan nikmatnya tubuh majikannya yang selama ini menjadi fantasinya untuk masturbasi. Sambil tetap mencumbu Tian, Dadang mulai menggerayangi payudara Tian. Empuk sekali, seakan memegang bantal.
“uummm…”. Tunggu dulu, tak ada tekstur bh sama sekali di cengkraman tangan Dadang. Penasaran, Dadang langsung menyusupkan tangannya ke dalam kaos Tian dan terkejut ketika dugaannya b enar. Tian memang tidak memakai bh. Dadang pun semakin semangat meremasi kedua buah payudara Tian. Empuk sekali dan ukurannya pun sangat pas dengan cengkraman tangannya.
“aaahhh mmmhhh Paaakkkhh uuummmhhh”. Dadang tak lagi mencium Tian, tapi asik meremasi payudara majikannya itu dengan kedua tangannya. Mencubit dan memilin-milin puting Tian yang menonjol di kaosnya. Dadang menyingkap kaos Tian ke atas.
“waah..”, Dadang terkesima dengan buah kembar Tian. Memang tidak terlalu besar, tapi terlihat sangat ranum sekali. Putih mulus dengan pucuk payudara berwarna pucat. Bagai bakpau yang baru matang, begitu mengunggah selera, siap untuk disantap.
“eemmm…”, Tian sedikit menggelinjang, Dadang memilin-milin kedua putingnya yang sudah mengeras dan menjadi sangat sensitif.
Perlahan tapi pasti, bibir Dadang mendekati ‘pucuk’ buah Tian.
“nyymmm…”.
“eemmm aahhh mmmm”. Tian menggelinjang kegelian & keenakan. Baru sekarang mendapatkan rasa seperti ini, dia me nyukainya. Dadang beringas menikmati payudara ranum itu. Diciumi, dijilati, dicupangi payudara Tian yang putih mulus itu. Bagai bayi kelaparan, Dadang menyedot kuat-kuat kedua puting Tian dan sesekali dikunyahnya karena gemas dengan kekenyalannya. Tian hanya bisa menggeliat dan mendesah sambil terus merasakan sensasi baru itu. Dadang menurunkan tangannya, menangkup daerah pribadi milik Tian, bergerak naik-turun untuk mengelus-elus vagina artis muda itu. Mulut Dadang bergerak turun sampai ke perut Tian, menciuminya dengan seksama. Dadang pun mencolok pusar Tian dengan lidahnya. Bakalan susah nih, pikir Dadang saat melihat celana pendek berbahan jeans yang dikenakan Tian. Tubuh Tian, dari payudara sampai ke perut berkemilauan, berkemilauan karena air liur Dadang.
Saat Dadang mau menarik celana Tian, tiba-tiba pinggul Tian terangkat sehingga Dadang mudah melucuti celananya. Dadang tersenyum, ternyata majikannya memang sudah berada di dalam kuasanya. Hal sama terjadi saat Dad ang melucuti celana dalam Tian. Kayaknya non Tian emang udah ‘pengen’, pikir Dadang. Dadang terkesima dengan pemandangan yang ada di depan matanya. Sungguh putih mulus. Vagina Tian terlihat begitu indah, bibir kemaluannya masih menutup dengan sempurna. Bulu-bulu halus menghiasi bukitnya. Meski masih menutup mata, Tian sadar kalau bagian bawahnya sudah ‘terbuka’, secara refleks dia merapatkan kedua pahanya untuk menutupi daerah pribadinya. Dadang melebarkan paha Tian dan menggunakan kepalanya untuk mengganjal paha Tian agar tidak tertutup lagi.
“aaaahhh”, seketika tubuh Tian gemetar, listrik seakan menjalar di sekujur tubuhnya. Rasa itu terus berulang, rasa yang membuat nikmat. Tubuh Tian menggelinjang terus, kedua pahanya semakin merapat.
“aaahhh ooohhh mmmm aaaahhh”. Mau tidak mau, Tian membuka matanya.
Penasaran, rasanya begitu nikmat, dan selangkangannya semakin basah seiring dengan elusan benda yang hangat & lunak.
“oohhh uuummmm”. Dengan mata say up merasakan nikmat, Tian melihat kepala Dadang di selangkangannya. Benda lunak dan hangat itu terus mengusap-usap vagina Tian dan juga sering merogoh masuk ke dalam liang kewanitaannya, menyentuh bagian dalam vaginanya yang tentu menambah rasa nikmat. Secara alami, tubuh Tian bereaksi, kedua pahanya terbuka perlahan, semakin memberikan keleluasaan pada Dadang yang semakin gencar menyerbu selangkangan Tian. Tian terus mendesah & menggelinjang keenakan. Sungguh sensasi yang luar biasa. Artis muda itu begitu pasrah pada rasa nikmat di selangkangannya, terlihat dari kedua pahanya yang sudah terbuka lebar.
“ooouuww UUUNNHHHH !!!”. Tubuh Tian menekuk ke atas, kedua pahanya menjepit kepala Dadang, dan kedua tangannya menekan kepala Dadang ke selangkangannya. Dengan senang hati, Dadang menyeruput habis cairan ‘murni’ vagina Tian tanpa disisakan sedikit pun.
Cairan vagina Tian yang sedikit tertinggal di dalam liang kewanitaannya pun dikorek habis oleh Dadang.
“hhh..hhh. ..”. Tian memandang wajah Dadang dengan mata sayu. Sementara Dadang memutarkan lidahnya di sekitar mulutnya sendiri seolah ingin memberi tahu Tian kalau rasa vaginanya sangatlah lezat. Dadang cepat-cepat melucuti celananya, semakin sempit rasanya karena burungnya sudah bangun sempurna, ingin segera mengunjungi celah sempit yang ada di hadapannya. Pandangan Tian terpaku pada benda yang ada di tengah-tengah paha Dadang. Benda tumpul yang mengacung tepat ke arahnya. Baru kali ini, ia melihat alat kelamin laki-laki secara langsung. Begitu menyeramkan bagi Tian melihat besarnya benda itu, tapi juga ada rasa penasaran di hati Tian. Apa jadinya jika benda itu masuk ke dalam rahimnya. Tentu di umur Tian yang sekarang, dia tahu kegunaan dari benda mengacung itu. Benda yang nantinya akan mengaduk-aduk liang kewanitaannya.
Benda yang merupakan lawan dari kelaminnya. Bisa disebut juga si ‘pembuat dede bayi’.
“ja..jaangan, Paak..toloong..”. Separuh pikirannya masih ta k mau kehilangan keperawanannya, tapi separuh lagi ingin merasakan benda itu di dalam tubuhnya. Penis Dadang sudah semakin dekat dengan kemaluan Tian, bahkan sudah menempel dengan bibir vagina Tian.
“ja..jaang..heegghhh !!!”. Tanpa permisi, tongkat Dadang mendobrak masuk ke dalam vagina Tian. Amat pedih rasanya, seakan vaginanya terasa robek.
“ooouuggghhhh !!”. Sementara Tian sedang merasakan pedih yang teramat sangat, Dadang sedang kesusahan memasukkan organ kebanggaannya itu ke dalam tubuh artis cantik yang sudah terlentang pasrah. Merasa sudah tak bisa maju lagi, Dadang menarik sedikit penisnya. Lalu mendorongnya lagi perlahan. Terlihat lelehan cairan berwarna merah menjalar dari sela-sela bibir vagina Tian di sekujur batang Dadang yang menyumbatnya. Air mata meleleh keluar dari mata Tian. Air mata dari rasa pedih di vaginanya dan rasa sedih karena keperawanannya sudah direnggut oleh Dadang.
Berlawanan dengan Tian, Dadang merasa sebagai lelaki paling hebat da n paling beruntung sedunia. Tak perlu wajah tampan dan uang banyak, tapi dia bisa mendapatkan keperawanan dari seorang artis yang masih muda dan cantik seperti Tian. Akhirnya, seluruh batang Dadang telah tertanam di dalam liang kewanitaan Tian.
“hhh hhh hhh”. Nafas Tian terasa pendek, terasa penuh sesak di bagian bawah tubuhnya. Dadang sengaja diam agar Tian terbiasa dengan benda asing yang ada di dalam liang kewanitaannya.
“ooohh”. Dadang begitu menikmati hangatnya dan rapatnya liang vagina Tian. Burungnya serasa dicengkram kuat oleh dinding vagina Tian yang masih berdekatan jaraknya.
“mmmggghhh uuuwwwhhh”. Tian benar-benar tersiksa dengan gerakan ‘menyikat’ dari batang Dadang. Rasa pedih, perih, sakit, ngilu, semuanya bercampur jadi satu dan terpusat di bagian bawah tubuh Tian. Berbeda sekali dengan rasa enak & nikmat saat Dadang ‘menyusu’ dan saat Dadang menjilati vaginanya, pikir Tian.
“uuhh enaak oohh sempiiit”. Berbeda dengan Tian yang meringis kesaki tan, Dadang melenguh keenakan merasakan liang vagina Tian yang luar biasa.
“aaaaaahhh”. Kini Tian berubah jadi mendesah.
“aaahh ooohh uummhhh emmmhhh”. Hantaman-hantaman penis Dadang mulai terasa enak, Tian mulai menikmati hujaman benda tumpul di liang vaginanya. Dadang pun tersenyum saja sambil terus merojoki vagina Tian. Keduanya tak sadar kalau sudah cukup lama alat kelamin mereka bergesekkan, Tian & Dadang begitu larut dalam nikmatnya persetubuhan. Kaki Tian pun sudah melingkar erat di pinggang Dadang. Dadang juga sudah memeluk Tian dengan erat agar tusukan penisnya bisa lebih dalam dan cepat. Semakin lama semakin nikmat rasanya, Tian merasa seperti di surga. Keduanya sama-sama bercucuran keringat, sama-sama terbakar birahi. Bukannya Tian tak sadar kalau dia sedang diperkosa, tapi rasanya terlalu nikmat untuk dihentikan.
“terusshh Paak !! OOOUUUHHH !!!!”, teriak Tian mendapatkan orgasmenya. Kukunya menancap di punggung Dadang.
“cllkk ccllkk ccllkk”.
Pompaan joystick (batang kebahagiaan) Dadang menimbulkan bunyi kecipak air, liang vagina Tian begitu becek tapi tersumbat oleh batang besar milik Dadang. Tian mendesah begitu lepas, desahannya benar-benar menggairahkan. Tak usah ditanya, terlihat jelas kalau Tian begitu keenakan vaginanya dirojoki Dadang. Dadang bertambah semangatnya, ada rasa bangga & puas bisa membuat Tian begitu keenakan karena artinya dia melakukan tugasnya dengan baik yang tak lain dan tak bukan adalah membuat Tian keenakan dengan rojokan alat vitalnya. Nafas keduanya saling memburu, bibir mereka saling lumat melumat. Lidah mereka saling beradu.
“ooohh oohh aaahhh mmhh oowwhhh yeeaahh”.
“OOOKKHHHHH !!!!!”.
“PAAAAKKKHHHHH !!!!”. Keduanya sama-sama mengejang. Tian & Dadang sama-sama mendapatkan orgasme yang benar-benar hebat. Tian merasa liang vaginanya begitu hangat dan seperti sedang disembur cairan hangat. Dadang menekan penisnya semakin dalam, sampai di ujung rahim Tian.
Semua mani yang ada di dalam kantung persediannya tumpah semua ke dalam rahim Tian. Sungguh puas rasanya bisa menyemprotkan spermanya ke dalam rahim wanita cantik, artis pula seperti Tian.
“ccrrt crrtt”. Lama kelamaan semburan sperma Dadang melemah hingga akhirnya berhenti total. Rahim Tian terasa begitu hangat, dan anehnya Tian menyukai perasaan ini, hangat & nyaman. Dadang pun mencium mesra Tian dengan penuh perasaan. Beberapa menit berlalu, batang Dadang sudah lembek karena telah ‘kosong’. Tapi, mereka berdua masih asik bercumbu. Tiba-tiba Dadang melepas cumbuannya dan memunguti pakaiannya. Sex
“kapan-kapan lagi yaa non Tian hehehe !!”. Setelah memakai pakaiannya, Dadang menuju ke beranda bukan menuju pintu. Rupanya dari sana ia bisa masuk, walau pintu terkunci. Tian terlalu lelah, matanya terasa berat sekali, dan akhirnya Tian tertidur.,,,