Goyangan Ngesex Karena Body Laras Yang Montok Part 1
Kali ini menceritakan tentang sepasang kekasih yang menjalin cinta sejak di bangku kuliah. Sang lelaki adalah seorang pengacara muda yang sangat haus akan hubungan sex, sedangkan sang wanita adalah seorang yang rada ngeri dengan sex. Maklum, masih perawan.
Pada hari yang telah ditentukan, mereka melangsungkan akad nikah. Dimas (nama samaran sang lelaki) sudah merencanakan bahwa resepsi pernikahan ini hanya berlangsung satu hari dan hanya beberapa jam saja di gedung sewaan.
Setelah itu keduanya langsung pergi ke hotel yang telah dipesan. sex
Malam itu, Dimas dan Laras (nama samaran sang perempuan) sangat lelah setelah ngobrol dengan orangtua dan sanak famili mereka. Mereka bersyukur para”tamu tak diundang” sudah pada pulang.
Akhirnya tinggallah mereka berdua di hotel bintang lima itu. Terlebih dahulu Laras membersihkan make up yang menempel.
“Papa mandi duluan gih. Ntar Mama nyusul” kata Laras dengan lembut sambil mengelus kepala suaminya.
“Nggh, Papa duluan ya Ma,” Dimas menggeliat bangun sambil mencium bibir istrinya dengan mesra.
“Hmm” Laras membalas ciuman itu dengan hangat.
Kemudian terdengar desir shower yang membasahi tubuh Dimas. Sementara Laras menunggu sambil membaca majalah wanita (padahal Dimas sengaja membeli majalah-majalah erotis supaya Laras terangsang). Laras adalah tipe wanita yang tidak ingin tahu soal hubungan sex, bahkan sejak di bangku kuliah. Paling-paling hal yang dilakukan sama Dimas dulu hanya sebatas ciuman saja.
15 menit kemudian Dimas memanggil dari kamar mandi.
“Ma, mandi bareng yuk!” Laras kaget dan langsung menolak ajakan itu.
Tapi Dimas nekat, dengan tubuh yang telanjang bulat dan penis yang menegang, dia berjalan menyusuri kamar dan menggendong istrinya.
“Papa apa-apaan? Baju Mama jadi basah ni!” Laras meronta, tapi percuma. Dimas begitu kuat mencengkeram.
“Nggak apa-apa Ma!”
Dimas membanting pintu kamar mandi. Dengan masih berpakaian lengkap Dimas menggiring tubuh istrinya hingga kebasahan kena air shower. Laras teriak-teriak seperti orang yang akan diperkosa. Dimas mendempet tubuh istrinya sehingga Laras tidak dapat bergerak lagi.
“Papa jangan Pa! Jangan di sini!” tangisnya meledak.
Dimas hanya tersenyum saja. Dia dengan cepat melepas kaos istrinya hingga mencuatlah BH yang membungkus payudara berwarna coklat mulus. Laras tambah histeris.
“Aahh!! Paa jangan!” jeritnya mengiba ketika Dimas melepaskan kaitan BH Laras. Sekarang ia sudah telanjang dari pinggang ke atas.
Laras mencoba menahan kepala Dimas yang memainkan lidahnya di kedua buah dadanya sambil manahan juga rangsangan yang hebat dari Dimas yang kini menghisap kedua puting susunya kanan-kiri. Kedua puting itu mengeras dan membesar.
“Aauuhh! Paa udah dong jangan di sini!”
Tangan Dimas lebih kasar lagi, sekarang dia menyusup ke balik celana panjang Laras dan berusaha melepaskan celana itu. Tangan Laras mencegah tangan suaminya melepaskan celana panjangnya. Percuma, celana panjang terlepas sudah. Sekarang yang tersisa hanyalah celana dalam. Laras mati-matian mempertahankan “benteng terakhirnya” itu.
Suara Laras yang menangis itu ternyata membangkitkan rangsangan Dimas. Dia langsung menyusup ke balik CD istrinya dan kemudian mengelus vagina yang ternyata udah basah dari tadi. Entah apakah basah karena air shower atau emang udah basah karena cairan vagina itu sendiri. sex
Jari telunjuk Dimas mengelus-elus permukaan vagina yang licin itu sampai Laras mendesah-desah, ” Aahh, aahh.. uddah Paah!”
Muka Laras memerah seperti udang rebus. Tanpa sadar Laras merenggangkan kakinya sehingga Dimas dengan mudah melepaskan CD. Sekarang mereka berdua telah tenajang bulat. Dimas menggencet tubuh istrinya di tembok dan kemudian penis yang sudah menempel di perut Laras dia goyang-goyang seperti gerakan bersetubuh. Laras berteriak mengelinjang sementara bibir dan lidah Dimas sibuk mengecup dan menjilat leher dan tengkuk istrinya. Tak lupa pula bibir Laras ia kulum seperti permen. payudaranya juga tidak luput dari remasan tangan yang sudah terbakar nafsu birahi.
Pantat Dimas terus menggenjot penis yang menekan perut Laras.
“Aaahh, Papa janggan Paahh berentii doonng” Laras sudah kepayahan digencet terus di tembok. Sebenarnya Laras merasakan rangsangan yang hebat, tetapi dia tidak mau mengakui kalau dia terangsang hebat.
Seandainya saja dia mau mengakui tentu dia akan menikmati permainan ini.
Dimas semakin keras menggoyangkan pantatnya dan akhirnya terjadilah semburan yang dahsyat yang membanjiri perut Laras!
“Aahhkk!” Dimas Vaginaik tertahan.
“Uuuhh!!” Laras ternyata mengalami orgasme juga.
Vaginanya basah sekali oleh lendir dari liang kewanitaannya.
Laras yang kelelahan terduduk di lantai kamar mandi. Penis Dimas yang masih setengah bangun dituntun masuk ke mulut Laras. Laras yang merasa jijik kontan saja melepehkan penis itu. Melihat reaksi seperti itu langsung saja Dimas mencengkeram kepala Laras. Penis itu lalu dihisap sampai menegang lagi dan Dimas mengoral Laras. Goyangan semakin liar dan Laras pun tampaknya menikmati oral sex ini, walau masih malu-malu.
Dimas yang semakin terangsang menjambak rambut Laras dan menggerakkan kepala istrinya maju-mundur sambil menggoyangkan pantatnya. Sepuluh menit kemudian Dimas merasa akan mencapai klimaks lagi. Dia tahan kepala istrinya supaya nggak memuntahkan spermanya.
Creett! Crettt! Sperma tertumpah di dalam mulut Laras.
“Hhhkk!” Laras mau muntah tapi ditahan suaminya.