Cerita Sex Ngentot Anak SMA Di Toko Part 1
Seorang pegawai toko buku yang melakukan hubungan sex dengan anak sekolah yang sedang membeli buku ditokonya. Ingin Tahu kelanjutanya para pembaca ??? langsung saja simak cerita dibawah ini !!!
Aku akan bercerita mengenai pengalamanku yang diperawani oleh seorang penjaga toko buku. Namaku Maya, usiaku 16tahun bersekolah di SMA kelas 2. Usia yang masih belia, dengan segala prestasi yang aku dapat. Tubuhku kecil mungil rambutku panjang berkulit putih da nada tahi lalat di bawah bibirku. Aku di kenal dengan cewek cantik di sekolah. Sex
Cerita Sex Ngentot Anak SMA Di Toko
Banyak banget yang pengen jadi pacar aku, namun aku harus bersekolah setinggi mungkin agar tercapai cita-citaku. Orangtuaku bekerja di luar kota aku tinggal dengan nenekku di rumah. Nenekku belum tua banget beliau masih sehat. Nenek yang merawat dan mengawasi aku setiap hari. Kesibukan orangtua yang membuat aku harus diasuh nenek.
Bagiku tidak masalah yang terpenting aku belajar dengan sungguh supaya orangtuaku bangga. Dulu aku pernah diajak pindah sekolah aku menolak, karena disini teman-temannya asik. Males untuk beradaptasi lagi dengan orang baru. Orangtuaku selalu memberikan pilihan tidak pernah memaksaku harus nurut keinginan mereka.
Aku punya hobi membaca setiap hari aku menyempatkan waktu untuk pergi ke toko buku. Disana selalu disediakan majalah gratis maupun dijual. Ntah aku suka banget novel, waktu luang aku pasti selalu pergi ke toko buku. Sendirian sudah biasa karena kalau ajak teman juga pasti banyak yang menolak, karena bagi mereka membaca itu membosankan.
Bahkan hari minggu pun aku jika tidak ada kegiatan aku selalu pergi membaca ke toko buku.namanya juga hobi setiap hari aku menjadi kutu buku.
Lonceng sekolah berbunyi saatnya masuk ke sekolah. Aku terlambat 5 menit karena tadi mecet di jalan. Di kelas sedang mengadakan pretest matematika, aku masuk menyesuaikan diri. Dengan tenang aku mengerjakan pretest itu, datang akhir tapi aku selesai duluan.
Akademik aku memang juara dari yang lain, peringkat 3 besar selalu aku raih di sekolah ini. Banyak teman yang selalu minta aku ajarin pelajaran yang sekiranya mereka tidak mampu.
Jam 1 siang waktunya pulang ke rumah, aku sudah bilang nenek kalau mau ke toko buku terlebih dahulu. Toko buku itu ada di dalam mall, tempatnya luas tenang. Ada tempat tersendiri untuk membaca, diberi jarak dan sedikit tertutup. Betah berjam-jam kalau sudah masuk bilik buat membaca.
Kalau jam pulang sekolah gini rame banget, penuh dan aku harus menunggu orang-orang selesai membaca. Sembari menunggu ada bilik kosong aku mencari buku kesana-kemari. Binggung belum ada yang terbaru, tiba-tiba seorang pelayan toko itu nyamperin aku.
“mbak cari apa yak ok mondar mandir, bisa saya bantu..”
“mas saya cari buku terbaru atau novel deh kalau ada , tolong carikan ya mas..” Sex
“iya mbak, sebentar ya..” ucap si penjaga toko itu.
Kemudian dia memberikan novelnya itu, aku bergegas pergi ke bilik yang sudah kosong. Aku membaca hingga sore tiba. Sudah mulai sepi pengunjung di toko buku ini, aku berniat untuk pulang takut nggak ada angkutan.
Penjaga toko yang tadi mengambilkan aku buku kok aneh ya ngeliatin aku terus dari tadi. Kayaknya penjaga toko itu karyawan baru, soalnya aku baru lihat ini. Dia berjalan mendekatiku, aku lagi beres-beres udah mendekat aja. Dengan santai nya dia bilang
“mbak namanya siapa..?”
“saya Maya mas…kenapa ya ?”
“ohh..nggak papa mbak kok mirip teman saya ya..”
Aku kira ada hal yang penting ternyata Cuma itu aja. Aku pulang ke rumah, sampai rumah nada dering sms berbunyi. “hay mbak Maya, aku Rudi penjaga toko buku tadi siang itu..” dengan terkejut aku membaca sms itu kok bisa tahu ya nomor hpku. Oh iya aku ingat setiap pembaca kan harus mengisi identitas dan nomor yang bisa dihubungi jika ada novel terbaru atau barang yang tertinggal,pasti pihak toko selalu menghubungi.
Masih bertanya-tanya didalam hatiku, kenapa sih penjaga toko itu menghubungi aku. Jadi takut deh, tapi mungkin dia ingin berteman dengankiu. Ya nggak papalah , nambah teman itu baik. Aku menanggapi sms nya hingga larut malam. Ngobrol via sms banyak banget, banyak kesamaan yaitu hobi membaca.
Rudi sudah lulus SMA dia bekerja di toko itu baru 1 bulan. Ketemu aku sekali ini itu aja pas sift siang ketemu aku. Orangnya terlihat supel pandai bergaul buktinya dia langsung mengajak aku berteman. Aku tertidur pulas beberapa sms Rudi tidak aku baca. Aku bangun kesiangan deh terlambat lagi, pretest selalu tertinggal 10 menit.
Aku mengerjakan pretest sambil menguap berkali-kali karena mengantuk. Setelah pretest usai aku mengajak temanku Rani untuk ke Toko buku. Rani menolak karena ibunya sakit dia haru menunggu dan mengantar periksa.
Sendiri lagi ke Toko itu, seperti biasa aku menempatkan diri aku di bilik untuk membaca. Hpku terus berbunyi Rudi sms aku, dia bilang libur kerja. Aku diajak nongkrong I café dekat toko buku ini, hmmm mau nggak ya? Sambil berfikir, daripada suntuk aku mensetujuinya.
Aku melihat Rudi duduk di sudut sofa kafe, sku mendekatinya. Aku duduk dan ngobrol dengan Rudi sangat lama. Aku seneng banget dia cocok deh sama aku ngobrol selalu ada kesamaan. Rudi orangnya lucu sering buat aku tertawa. Keenakan ngobrol aku lupa waktu, aku mengajak Rudi pulang. Dengan mengendarai motor bebek aku diantar pulang hingga depan rumah.
Nenek sudah berdiri di depan rumah, rasanya nenek nggak pernah gitu. Mungkin aku pulang kesorean, deg-degan takut sama nenek. Syukur deh nenek nggak marah Cuma tanya aja siapa pria itu dan aku menjelaskan.
Keesokan harinya , Minggu cerah bangun jam 8 pagi mandi sarapan aku pergi lagi. Karena janjian dengan Rudi jam 11 siang di Toko buku. Sesampainya disana aku menunggu Rudi hingga sift pagi usai. Tumben banget hari Minggu sepi nggak ada pembaca yang duduk di bilik-bilik itu.
Di bilik pojok aku membaca sambil menunggu Rudi, tiba-tiba dia sudah ada dibelakangku. Aku terkejut, dia mengambil kursi berdekatan dengan aku. Dia memandangiku dan berkata,
“May, aku suka sama kamu mau nggak jadi pacarku?”ucap Rudi terlihat romantic sih…
“kita kan baru kenal 2 hari belum tahu persisnya sifat2 kita..”
“waktu bukan masalah untuk menjalin hubungan yang terpenting ke depan kita jalani berdua ..”
Dengan sangat dewasa Rudi mengatakan itu, aku terdiam. Dalam hati berkata apa sebaikny aku menerima Rudi sebagai pacar pertama aku. Akhirnya aku menerima Rudi sebagai pacarku.