Cerita Sex Mau Claudia Bantuin Gak Mas part 3
Claudia mendesah liar seperti sebelumnya.. kurebahkan tubuhnya lebih dalam ke sofa.. lalu kutindih.. satu kaki menggantung dan kaki satunya di pundakku.
Aku tak pernah bosan menikmati ekspresi wajah innocent teman adik iparku yang memerah penuh birahi.. makin menggemaskan.
Buah dadanya bergoyang keras ketika aku mengocoknya vaginanya.. dia memegangi dan meremasinya sendiri.
Beberapa saat kemudian kuputar tubuhnya untuk posisi doggie.. dia tersenyum..
Tanpa membuang waktu.. kulesakkan lagi penisku.. kali ini dari belakang..
Slebbh.. Jleghh.. “Oughh.. Mass..!”
Dia menjerit dan mendorong tubuhku menjauh.. kuhentikan gerakanku sejenak lalu mengocoknya perlahan.. tak ada penolakan.
Kupegang pantatnya yang padat berisi… Claudia melawan gerakan kocokanku..
Kami saling mengocok.. dia begitu mahir mempermainkan lawan bercintanya.
Aku bisa melihat penisku keluar-masuk vagina teman wanita adik istriku ini..
Kupermainkan jari tanganku di lubang anusnya.. dia menggeliat kegelian sambil menoleh ke arahku.
Kuraih buah dadanya yang menggantung bergoyang indah dari sela blousenya yang terburai.. kuremas dengan gemas dan kupermainkan putingnya.
Aku benar-benar menikmati tubuh indah teman wanita adik iparku ini dengan berbagai caraku sendiri..
Ada rasa nikmat tersendiri di hatiku.. yang sangat berbeda sekali.
Kuraih tangannya dan kutarik ke belakang dengan tangannya tertahan tanganku.. tubuh Claudia menggantung.. aku jadi lebih bebas melesakkan penisku sedalam mungkin di liang nikmat vaginanya.
Desah kenikmatan Claudia makin keras memenuhi ruang.
Kudekap tubuhnya dari belakang.. kuremas kembali buah dadanya..
Batang penisku masih menancap di vaginanya.. kuciumi telinga dan tengkuknya.. Geliat nikmat Claudia makin liar.
“Aduh Masshh.. enak banget masshh.. Claudia sukaa, trus Mashh..”
Kulepaskan tubuh Claudia.. kembali kami bercinta dengan doggie style..
Entah.. mungkin lebih setengah jam kami bercinta.. belum ada tanda-tanda orgasme di antara kami.
Kami berganti posisi.. Claudia kembali sudah di pangkuanku.. tubuhnya turun-naik mengocokku.. buah dadanya berayun-ayun di mukaku.. segera kukulum dan kusedot dengan penuh gairah hingga kepalaku terbenam di antara kedua bukitnya.
Gerakan Claudia berubah menjadi goyangan pinggul.. berputar menari hula hop di pangkuanku..
Berulangkali dia menciumiku dengan gemas..
Oughh.. sungguh tak pernah terbayangkan kalau akhirnya aku bisa saling mengulum dengannya.
Tak lama kemudian.. tiba-tiba Claudia menghentikan gerakannya.. dia juga memintaku untuk diam.
“Sebentar Mas, Claudia ngga mau keluar sekarang.. masih banyak yang Claudia harap dari mas Afbian..” katanya sambil lebih membenamkan kepalaku di antara kedua bukitnya.. aku hampir tak bisa napas.
“Kamu turun dulu deh, Clau..” pintaku.
“Tapi Mas.. Claudia kan belum ..” protesnya.
“Nghh.. Udahlah.. percaya Mas Afbian deh..” potongku.
Perlahan kutuntun dan kuputar tubuhnya menghadap dinding.. kubungkukkan sedikit.. lalu kusapukan penisku ke belahan vaginanya dari belakang..
Claudia mengerti maksudku.. kakinya dibuka lebih lebar.. mempermudah aku melesakkan penisku. sexy
Tubuhnya makin condong ke depan.. Slebbh.. jlebhh..
“Oughh.. Masshh..” desah kenikmatan kembali mengiringi masuknya penisku mengisi vaginanya.
“Sss.. aduuh Mass, enak bangethh Masshh.. belum pernah aku.. aauuh..”
Desahnya lagi.. sambil membalas gerakanku dengan goyangan pinggulnya yang montok.
Kami saling bergoyang pinggul.. saling memberi kenikmatan sementara tanganku menggerayangi dan meremas buah dadanya. Nikmat sekali goyangan Claudia.. lebih nikmat dari sebelumnya..
Berulangkali dia menoleh memandangku dengan sorot mata penuh kepuasan.. mungkin dia belum pernah melakukan dengan posisi seperti ini. Tubuhnya makin lama makin membungkuk hingga tangannya sudah tertumpu meja sebelah dinding.
Kudorong sekalian hingga dia telungkup di atasnya.. aku tetap masih mengocoknya dari belakang..
Dia lantas menaikkan satu kakinya di pinggiran meja.. penisku melesak makin dalam.. kocokanku makin keras.. sekeras desah kenikmatannya.
Kubalikkan tubuhnya.. dia jadi menelentang di atas meja.. kunaikkan satu kakinya di pundakku..
Lantas kukocok dengan cepat dan sedalam mungkin.
“Sss.. eegghh.. udaahh Mashh.. Claudia nggaak kuaat, mau keluar niih..” desahnya
“Sama.. Mas juga..hhhh..”
“Kita sama-sama, keluarin di dalam saja, aman kok, Claudia pake pil, jangan ku..aa.. sshhiit ..”
Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya ternyata sudah orgasme duluan..
Sontak aku makin cepat mengocoknya..
Tak kuhiraukan teriakan orgasme Claudia.. makin keras teriakannya makin membuatku bernafsu.
Semenit kemudian aku menyusulnya ke puncak kenikmatan..
“Erghhh.. orghh..” Crett.. crett.. crett..
“Auughh.. masshh..!”
Kembali dia teriak keras ketika penisku berdenyut menyemprotkan sperma di vaginanya.
Untuk keduakalinya aku membasahi vagina dan rahim teman wanita adik istriku dengan spermaku..
Dia menahanku ketika kucoba menarik keluar. “Tunggu, biarkan keluar sendiri..” cegahnya..
Maka kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya.. kucium kening dan pipinya sebelum akhirnya kucium bibirnya.
“Makasih Mas.. permainan yang indah.. the best deh pokoknya..” bisiknya menatapku tajam.
Kuhindari tatapannya.. tak sanggup aku melawan tatapan tajam teman wanita adik iparku itu.
“Sekarang gantian Mas.. aku pengin membantu Mas Afbian sekali lagi..”
Claudia berkata sambil mendorong tubuhku.. lalu turun mengambil posisi agak berjongkok di pinggir meja.
Aku sangat mengerti apa yang akan dilakukan oleh Claudia. Akupun segera berdiri di hadapannya.
Kedua tangan mungil Claudia merengkuh pantatku dan menariknya mendekat ke wajahnya yang jelita itu.
Tanpa basa-basi dia segera menciumi batang kejantananku dengan bibirnya yang tipis itu.
Perlahan.. lidahnya yang lembut mulai menjilati seluruh permukaan kemaluanku. Kadang diselingi pula dengan kecupan dan hisapan lembut di kantong bijiku. Aku mulai terbuai oleh permainannya.
Claudia sudah mulai mengulum kepala penisku dengan sangat lembut. Kemudian dengan sangat mesra dia mulai memasukkan seluruh tongkat pusakaku ke dalam mulutnya yang mungil.
Sementara di dalam kuluman hangat mulutnya.. lidahnya menggelitik leher penisku.
Bagian yang paling sensitif dari tubuhku. Aku mulai menggelinjang penuh kenikmatan.
Aku belai lembut kepala Claudia.. dia bereaksi dengan menyedot ringan kepala penisku.
Lidah dan bibir Claudia masih terus menggerayangi kemaluanku.
Nafasku semakin memburu sambil mataku lekat memandang adegan panas gadis yang tengah berjongkok dengan pakaian semrawut di depanku. Sepertinya Claudia juga menikmati apa yang dia lakukan.. lirikannya juga tak lepas dari mataku.
“Ahhh.. ahhhh.. Clau.. nikmat.. ah.. Clau.. kamu pinter Clau.. ahhh terus.. iya.. iya..”
Tanpa bisa aku kontrol mulutku mulai menyuarakan apa yang aku rasakan.
Claudia membalas desahanku dengan gelitikan lidahnya di batang penisku.Ini membuat aku semakin terbang ke awang-awang.
“Ahhhhh.. ahhh.. enak Claudia.. mulutmu enak sekali.. terus.. ahhhhh.. aku nggak tahan.. ahhh..”
Claudia bisa membaca gelagat bahwa puncak gunung kenikmatan sudah di depan mataku.
Dia lantas agak mengubah gayanya.. bibirnya mengecup kepala penisku.
Tangan kanannya yang sedari tadi mengelus pantatku mulai mengocok batang penisku.
Mula-mula lambat.. semakin lama kocokannya semakin cepat.
Tubuhku tak bisa kutahan untuk tidak gemetar penuh kenikmatan. Dalam kondisi seperti ini biasanya aku memejamkan mata untuk lebih menikmati perasaan ini.
Mau ga mau aku mengerang keras.. hingga peniskupun kembali mengembang semakin besar.. dan tiba-tiba penisku menyemprotkan sperma di dalam mulut Claudia.
Claudia yang mengetahui gejala aku mendapatkan puncak kenikmatanku tak melepaskan kulumannya.. malah semakin kuat menghisapnya.
“Aaah.. aahh.. Fenn.. ohh.. Claudia.. aahhh..!”
Croot.. croott..
“Aaahhh..”
Beberapakali semprotan di dalam rongga mulut Claudia.. tidak sebanyak yang tadi-tadi.. memang.. namun ada beberapa tetes spermaku yang keluar di sela bibir tipisnya yang sedang mengulum penisku.
Claudia melepaskan kulumannya.. sambil masih bersimpuh ia menelan spermaku yang memenuhi mulutnya.
Setelah itu Claudia aku bantu berdiri.. dan ia membenahi dirinya yang acak-acakan.. mulai dari blouse kerjanya sampai dengan roknya.
Beberapa saat setelah itu Claudia telah selesai berbenah dan kembali duduk di halaman depan.. bersama denganku. sexy
“ke kamar mandi..?” tanyaku padanya.
“Ga papa mas.. Claudia baik-baik aja kok. Makasih ya mas..” Ucap Claudia padaku.
“Iya sama-sama..” jawabku sambil menundukkan kepala.
Tepat beberapa saat setelah itu.. istriku dan adiknya pulang dari mall dekat rumah.
Suasana rumah jadi kembali ramai seperti biasa.
Tapi.. yang berbeda adalah suasana hatiku yang telah mendapatkan kepuasan dan ‘bantuan dari Claudia..’ teman adik iparku sendiri.
Claudia terlihat agak kusut dengan keringat yang mulai bermunculan di sekujur tubuhnya.. sementara bekas spermaku yang sempat mengenai payudaranya pun tak dibersihkan. Tak ada yang berubah.. hanya berkurangnya beban hati saja