5 mins read

Cerita Sex Kisah Persetubuhan Hangat Mahasiswi KKN part 3

Belum sampai klimaks aku mendengar deru motor yang memasuki halaman rumah. Pak Mahmud pun bergegas merenggut batang kejantanannya yang sudah tegang kemudian dia masukkan kembali ke dalam celananya lalu bergegas keluar dari kamarku, dan aku sendiri pura-pura tidur.

Setelah kejadian itu sikap Pak Mahmud semakin berani terhadapku apalagi kalau aku sedang sendirian hingga aku merasa tidak enak dengan teman-teman, apalagi terhadap Bu Sarina istri Pak Mahmud, yang sebenarnya aku menaruh rasa simpati dan kadang-kadang aku kepingin membelai buah dada yang montok, hingga pada suatu hari saat di pendopo kelurahan diadakan penyuntikan imunisasi dan penimbangan balita. bokep

Disela-sela kesibukanku Bu kades memintaku membantu pekerjaannya, setelah selesai Bu kades memintaku untuk mengantarkannya pulang ke rumahnya.

Setelah sampai aku langsung diajaknya ke dalam kamarnya, lalu aku duduk di tepian ranjang.
“Dik Susi, kemaren secara tidak sengaja saya mendapati adik berbuat sesuatu di kamar adik dengan teman adik,” kata Bu Sarina. Waduh sepertinya aku tertangkap basah.
“Jangan takut, aku nggak pa-pa kok, sebenarnya kemaren ingin rasanya aku ikut bergabung, tapi karena aku ditunggu ibu-ibu lainnya jadi aku tidak sempat menonton sampai akhir,” Bu Sarina mulai membuka pakaiannya lalu kembennya digulung hingga terlepas, sekarang ia hanya mengenakan bra dan jarik setelah itu ia membisikkan, “Aku juga mau melakukannya dengan sampean,” aku bingung untuk beberapa saat, Bu Sarina menyadari kalau aku masih bingung lantas dia memulainya dengan mencium bibirku, tentu saja kubalas dengan mesra, kucoba mengulum bibirnya dan mempermainkan lidahnya.

Setelah beberapa saat lamanya, aku mulai melancarkan serangan di sekitar leher, perlahan turun hingga sampai pada pangkal payudaranya yang montok itu, untuk memperlancar seranganku kulepaskan bra-nya dan terlihat olehku sebuah pemandangan yang indah, payudara Bu Sarina terlihat mempesona. Cerita Sex Kisah Persetubuhan

Tanpa buang-buang waktu lagi kulumat susu kirinya dengan nafsu yang membara, sedangkan susu sebelah kanannya kuremas-remas, hal ini membuat mulut Bu Sarina tak henti-hentinya mendesah dan tangannya berusaha menekan kepalaku ke payudaranya, “Sus, esst.. nyaman Sus,” Bu Sarina ngomel-ngomel keenakan. Aku menuntun Bu Sarina untuk rebahan ke ranjang, setelah itu aku kembali bekerja membuat dia menggeliat dan mendesah kenikmatan.

Beberapa saat kemudian aku mulai menjalar turun ke perut, lalu aku mulai melepas jariknya, ternyata dia tidak mengenakan celana dalam maka terlihatlah gundukan kecil penuh rambut.

Aku pun mulai menyibak rambut yang lebat itu sampai terlihat jelas belahan liang kewanitaannya yang berwarna kemerah-merahan yang membuatku tak mampu lagi menahan untuk menjulurkan lidahku untuk merasakan aroma dan rasa yang erotik dari kemaluan seorang istri kepala desa.

Begitu lidahku menyentuh liang kewanitaannya, Bu Sarina menggelinjang sambil mendesis seperti menahan kenikmatan yang tiada tara, “Ini nikmatnya melebihi kenikmatan main dengan bapak, uukh.. aasst!” Bu Sarina ngomel sambil menggeliat-geliat keenakan.

Saat tengah enak-enaknya kami berusaha mencapai puncak kenikmatan, aku melihat seorang gadis berkerudung hitam mengintip, dengan cepat aku memalingkan wajah dan menghampirinya, “Heh ngapain kamu!” kutegur dia dan ternyata dia si Halimah gadis desa yang hitam manis.

“Maaf Mbak, saya menggangu ya..” kata Halimah dengan nada ketakutan.
“Iya dong, dan jangan coba-coba ngomong sama yang lain mengenai apa yang kamu lihat ya, awas kamu!” ancamku pada Halimah.
“Ooh, nggak Mbak.. sungguh Mbak,” Halimah lalu pergi meninggalkanku, dengan merundukkan kepalanya agak malu-malu

Aku pun kembali menghampiri Bu Sarina, dengan serta merta Bu Sarida membelaiku, menggerayangi tubuhku lalu dia berusaha melepaskan baju dan celanaku sampai pada akhirnya poloslah aku sehingga Bu kades itu leluasa menjelajahi bukit kembarku dengan lidah dan jemari lentiknya. “Bu, jilati dong kelaminku, eest..!” Bu Sarina pun mulai membelai-belai belahan kemaluanku dan kurasakan lidahnya lembut menyentuh bibir kewanitaanku, rasanya nikmat sekali, selang beberapa lama dia memasukkan dua jarinya sekaligus dan perlahan-lahan mengeluar-masukkannya, nafasku semakin tidak teratur dengan sedikit-sedikit menjerit lirih, aku merasakan terpaan kenikmatan yang mengasyikkan itu.

Kulihat lagi Halimah masih mengintip sambil kulihat tak henti-heentinya tangannya menggerayangi selangkangannya sendiri. “Hai kamu ingin ngerasain juga ya? Sini, ayo cepat sini, nggak pa-pa kok.”

Halimah dengan malu-malu mulai mendekati kami. “Ayo buka sekalian pakaianmu.” Dia mulai melepas pakaiannya setelah menutup pintu kamar, dan ternyata tubuhnya yang hitam manis itu sungguh seksi sekali dan kelihatan sangat segar hingga aku ngiler sendiri. bokep

Kugandeng tangannya lalu kutarik mendekat, kemudian kulingkarkan tangan kiriku ke pinggangnya, dan seketika kusosor susu yang montok itu, kukeyot ujungnya dan kuremas mesra diantara kedua daging yang montok itu. Kami waktu itu bekerja keras untuk mencapai puncak kenikmatan sampai beberapa kali karena teman-temanku baru balik petang setelah maghrib.

Sampai sekarang hubunganku dengan Bu Sarina dan Halimah terjalin bagus, hampir tiap akhir pekan Halimah dan Bu Sarina mengunjungiku di tempat kost-ku karena kebetulan Bu Sarina sering mengirim kerajinan kain bordir ke kota. Hubunganku dengan Pak Mahmud pun juga masih kulakukan tapi tidak sesering dengan Bu Sarina. Cerita Sex Kisah Persetubuhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *