6 mins read

Cerita Sex Desahan Ngentot Gadis Lugu Di Warnet

Desahan Ngentot Gadis Lugu Di Warnet – Pada awal masuk kuliah saya masih belum mengerti dengan namanya internet dan medsos, saya pada waktu itu sangat pemula dan saya hanya sampai dalam tahap hardware. Kisah ini teralami olehku sejak berkenalan dengan seorang teman di ITK saya mulai mengenal apa itu internet. Dan saya suka sekali pergi ke warnet dan hampir tiap hari saya berada di sana. Sex 

Semakin lama saya lihat saya tidak bisa mendengarkan, mungkin karena cara duduk mereka yang hanya melihat celana pendek itu, sehingga terlihat paha putih mulus dan juga pasangan buah dada dalam BH yang tercetak jelas akibat baju yang basah. Pada jam 20.00, listrik di warnet itu padam. Para penjaga warnet terlihat sibuk mengatakan bahwa listrik akan menyala dan meminta agar netter sabar. Tetapi 30 menit berlalu dan tidak ada tanda-tanda bahwa listrik akan menyala sehingga sebagian netter merasa tidak sabar dan pulang. Sedangkan saya masih di dalam warnet dan ingin ikut pulang, tapi saya tidak bisa karena di luar hujan masih deras dan saya hanya membawa motor.Begitu juga dengan 2 gadis di depan saya, mereka sudah membayar uang sewa dan tidak bisa pulang karena hujan masih deras.

Mereka hanya bisa duduk di sofa yang disediakan pihak warnet (sofa yang digunakan untuk netter dan warnet sudah penuh dan netter bersedia menunggu), wajah mereka tampak gelisah terlihat samar-samar akibat cahaya darurat yang terlampau kecil, mungkin karena sudah malam dan takut tidak bisa pulang . Melihat kejadian itu saya tidak tega juga, apalagi hawa menjadi dingin akibat angin yang masuk dari lubang angin di atas pintu. Saya pun mengisi mereka dan duduk di sofa.Semakin lama saya suka sekali mengobrol sampai lupa waktu dan pulang malam. Sebelum memulai kisahku ini aku ingatkan agar selalu ingat dengan ceritaku.

Karena hanya yang selalu memberikan cerita cerita terbaru. Langsung saja ku mulai cerita ku ini. Pada hari sabtu, saya like biasa suka nongkrong di warnet mulai jam 18:00, dan saya langsung mengecek e-mail. Setelah selesai saya suka browsing sambil ngobrol. Pada saat itu hujan deras mengguyur seisi kota dengan angin. Pada saat saya membeli minuman (di dalam warnet), saya melihat dua orang gadis yang memasuki warnet. Mereka terlihat basah kuyup karena kehujanan, dan ketika itu mereka mengenakan kaos warna putih dan biru (cewek yang satunya), dan celana pendek. Dari balik kaos putih basah itu saya bisa melihat sebuah BH warna merah muda, juga pasangan payudara montok agak besar.Saya kembali ke meja dan melihat mereka berdua di depan meja di depan saya. Sambil menunggu jawaban dari chat, saya menilai pada dua gadis itu.

Ternyata mereka enak juga diajak ngobrol, dari situ saya melihat nama mereka adalah, Tuti (baju putih) dan Erni (baju biru). Lagi enak-enaknya ngobrol kami dikejutkan oleh seorang cewek yang masuk ke dalam sambil tergesa-gesa. Dari penjaga yang saya kenal, cewek tadi adalah pemilik warnet. Saya agak terkejut karena pemilik warnet ini ternyata masih muda sekitar 25 tahun, cantik dan sexy. Cewek tadi menyuruh para penjaga pulang karena listrik tidak akan nyala sampai besok pagi. Setelah semua penjaga pulang, cewek tadi menghampiri kami. “Dik, Adik bertiga di sini dulu aja, kan di luar masih hujan, sekalian nemenin Mbak ya ..” kata cewek yang punya nama Riyas ini. Kemudian berjalan ke depan dan menurunkan rolling door.“Saya bantu Mbak,” kataku. “Oh, nggak usah repot-repot ..” jawabnya.

Setelah selesai aku menyisakan satu pintu kecil agar kalau hujan reda aku bisa lihat. “Ditutup saja Dik, dingin di sini ..” kata Riyas, dan aku menutup pintu itu. Entah setan mana yang lewat di depanku, otak ini langsung berpikir apa yang akan terjadi jika ada tiga cewek dan satu pria dalam sebuah ruangan yang tertutup tanpa orang lain yang dapat melihat apa yang sedang terjadi di dalam. Aku kembali duduk di sofa sambil berbincang dengan mereka bertiga jadi sekarang, ada empat orang yang tidak tahu akan berbicara apa dalam keremangan. “Sebentar ya Dik, saya ke atas dulu, ganti baju ..” kata Riyas.

Aku bertanya dengan nada menyelidik, “Mbak tinggal di sini ya?” “Iya, eh kalian di atas aja yuk lebih baik, lagian baterai lampu sudah santai mau habis, ya ..” katanya. Kami bertiga mengikuti Mbak Riyas ke atas. Warnet itu ada di sebuah ruko berlantai tiga, lantai satu yang dipakai untuk warnet, lantai dua dipakai untuk gudang dan tempat penjaga penjaga, lantai tiga inilah rumah Riyas. Menaiki tangga ke lantai tiga, terdapat sebuah pintu yang akan ditanggalkan setelah kita pintu tidak dibuka, setelah masuk kami tidak berada di sebuah ruko tapi di rumah mewah yang besar, kami disuruh duduk di ruang tamu. Riyas bilang dia akan mandi dan sebuah notebook agar kami bertiga tidak bosan menunggu dia mandi.

Ternyata notebook itu tidak memiliki game yang bisa membuat kami senang. Tapi aku sempat melihat jalan pintas bertuliskan duniasex, aku pikir ini adalah permainan, padahal kubuka ternyata isinya adalah cerita yang membuat adikku berdiri. Tuti dan Erni pun agak malu melihat cerita-cerita itu. Tapi yang membuat aku tidak tahan adalah mereka tidak membiarkan aku menutup program itu dan mereka tetap membaca cerita sampai habis.

Aku pun hanya bisa terbengong melihat mereka berada di kiri dan kananku. Setelah selesai membaca, Tuti merapatkan duduknya dan aku bisa merasakan benda kenyal yang menempel di lengan kananku. Erni pun mulai menggosokkan telapak tangan ke paha kiriku. Sambil mereka melihat cerita lain, aku merasakan sakit di dalam celanaku. photomemek.com Aku sudah tidak bisa berkonsentrasi pada cerita itu, mereka semakin menjadi-jadi, bahkan Tuti membuka kaosnya dengan alasan panas, sedangkan Erni membuka kaosnya dengan alasan kaosnya basah dan takut masuk angin. Aku panas melihat tubuh mereka, sambil membetulkan posisi adik, aku mengatakan kalau hawanya memang panas dan aku membuka baju juga. Sex 

Kini tangan mereka berdua dirangkulkan di tengkukku, aku semakin panas karena lenganku merasa ada dua benda kenyal yang menghimpit tubuhku dari kiri dan kanan. Akhirnya jebol juga iman ini, aku menaruh notebook itu di meja di depanku dan aku menciumi Tuti dengan nafsu yang sudah memuncak, Tuti pun tak mau kalah sama seranganku, dia memasukkan dengan pembohong. Sedangkan Erni sibuk menciumi dan menjilati dadaku. Tangan kiriku kulingkarkan pada Erni dan mulai meremas buah dada yang masih tertutup BH itu, sedangkan tangan kananku kulingkarkan di tubuh Tuti dan memasukkan ke dalam BH dan meremas buah dadanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *