7 mins read

Cerita Bokep Birahi – Birahi Segitiga Dengan Terapis Cabul Part 4

Setelah menantunya pergi menjemput anaknya, Pak Totok menggunakan kamar mandi. Semenjak kaget dengan kehadiran istrinya, penisnya sudah bersikap normal dan berada dalam ukuran sewajarnya. Tetapi di kamar mandi tiba-tiba Pak Totok melihat onggokan pakaian kotor bekas dipakai menantunya dalam ember. Penisnya yang belum sempat terpuaskan langsung kembali mencuat ke atas. Dengan gemetar, Pak Totok mengambil cd menantunya itu.

Nampak jelas di bekas bagian selangkangan cd itu basah kuyup bekas cairan kewanitaan Darmi. Pak Totok menciumi cd itu dengan penuh birahi. Gairahnya harus dituntaskan. Maka dengan cepat, dia membungkus penisnya dengan cd wanita itu. Dikocoknya batang kerasnya dengan cd itu. Beberapa saat kemudian tumpahlah cairan kenikmatannya memenuhi cd mungil itu. Bokep 

Pak Totok mengerang lalu meredakan deru nafasnya menikmati orgasmenya bersama cd menantunya. Setelah nafasnya reda, cepat cepat Pak Totok menaruh kembali cd itu ke dalam ember dan membasuh badannya. Perasaan bersalah tiba-tiba mendera dirinya karena menjadikan birahi pada menantunya sendiri

Siangnya, di kamar mandi Darmi terpana mendapati cdnya penuh cairan kental. Jantungnya berdebar keras membayangkan apa yang dilakukan oleh Bapak mertuanya. Jelas lelaki itu menjadikan dirinya sebagai objek fantasi seksual, sesuatu yang tidak pernah diduga sebelumnya. Bagi Darmi, selama ini mertuanya itu lelaki terhormat yang sudah dianggap seperti bapak kandungnya sendiri.

Sejauh yang dia ingat, lelaki itu tidak pernah melihatnya dengan nakal. Baginya, lelaki itu sudah tua dan tidak mungkin berpikir yang bukan bukan padanya. Itulah yang membuat selama ini Darmi tidak terlalu memikirkan pakaian yang dikenakannya selama berada di rumah. Dia terbiasa memakai pakaian asal nyaman, seperti daster tipis pendek, atau bahkan celana ketat dari bahan kaos semacam legging pendek. Untuk bagian atas, sudah agak beberapa lama Darmi melepas bh nya karena kehamilannya yang membuat susunya membengkak dan tidak nyaman mengenakan bh. Semua bh nya menjadi sempit dan dia hanya mempunyai satu buah bh menyusui yang besar. Sejak kejadian itu Darmi berusaha menghindari bapak mertuanya itu.

Demikian juga Pak Totok, dia pun canggung untuk berduaan dengan Darmi. Perasaan bersalah karena menjadikan menantunya sebagai objek seksual membuatnya salah tingkah berhadapan dengan wanita itu. Mereka menjadi jarang bertatap muka, apalagi Darmi yang selalu berusaha menghindari tatapan mata lelaki tua itu. Walau canggung dan agak kesal dirinya dijadikan objek seksual oleh mertua yang dianggapnya seperti ayah sendiri itu, Darmi pada akhirnya selalu bertanya-tanya ada apa dengan tubuhnya.

Kenapa tiba-tiba mertuanya bernafsu pada dirinya. Darmi menjadi sering menatap tubuhnya dalam cermin. Di muka cermin, dia mendapati tubuhnya biasa saja. Paling-paling hanya tambah berisi karena kehamilannya. Memang payudara semakin membengkak, tapi itu khan hal yang biasa bagi ibu hamil. Peristiwa itu membuatnya lama-lama mengagumi tubuhnya sendiri.

Dia mendapati pantatnya yang sekal dan montok menggelembung. Pinggangnya yang masih membentuk lekuk walau perutnya mulai membusung. Pertanyaan-pertanyaan itu tidak bisa terjawab oleh Darmi.

Hanya saja, dia merasa lega, setelah kejadian itu, dia tidak pernah mengalami lagi kejadian sejenis. Walau kadang-kadang dengan sengaja dia meninggalkan cd nya sebelum bapak mertuanya itu mandi. Tapi selama seminggu itu, dirinya tidak pernah mendapati kembali bercak sperma mertuanya di pakaian dalamnya itu. Darmi lalu berpikir bahwa mungkin saat itu kebetulan saja mertuanya sedang birahi dan kebetulan hanya ada cdnya yang dapat digunakan untuk membantu menuntaskan hasratnya. Diam-diam Darmi merasa lega dengan kesimpulannya sendiri itu.

Pak Totok memang merasa menyesal atas tindakannya pada menantunya sendiri. Dia merasa malu bukan main, justru setelah hasratnya tertuntaskan lewat cd milik Darmi. Setelah itu pikiran Pak Totok cukup kacau. Dia bingung dengan apa yang telah dilakukannya sendiri.

Beberapa hari kemudian, Yitno, keponakan sekaligus muridnya itu datang bersama istrinya. Pak Totok memang sangat dekat dengan keponakannya itu, walau keduanya pernah punya masalah. Pak Totok tidak terlalu suka dengan watak ponakannya itu. Walaupun berbakat dalam meneruskan ilmu terapinya, namun Yitno cenderung tidak bisa dipercaya terutama pada nafsunya terhadap perempuan.

Pak Totok pernah memarahi Yitno karena berselingkuh dengan salah satu pasiennya. Untung saja istri Yitno tidak sampai tahu persitiwa itu, tetapi sejak itu Pak Totok selalu berhati-hati mengontrol ponakannya itu. Untung dia tidak menggarap Bu Susan, pikir Pak Totok, mungkin juga Yitno tidak enak karena Bu Susan itu teman dekat istrinya sendiri. Seperti biasa mereka bercakap-cakap di ruang tamu. Walau kurang senang dengan wataknya, tetapi Pak Totok selalu membutuhkan ponakannya itu, karena pengetahuan dan pengalamannya yang luas. Yitno memang seorang pekerja yang rajin, pemborong bangunan yang mempunyai banyak relasi. Selalu saja Yitno mempunyai bahan pembicaraan dan kemungkinan-kemungkinan pekerjaan baru. Banyak pasien Pak Totok berasal dari relasi Yitno. Mereka lalu membicarakan tentang Bu Susan, walau cuma sekilas. Istri Yitnolah yang menanyakan perihal Bu Susan.

“Om, gimana terapinya jeng Susan?”

Pak Totok berusaha bersikap biasa, walau dirinya berdebar karena mempunyai pikiran yang nakal terhadap Bu Susan.

“Ya kondisinya masih harus pelan-pelan mengurainya. Aku tertarik untuk mengerjakan masalah Bu Susan ini dengan serius. Hanya saja sepertinya dia harus dilatih untuk yakin dengan terapi ini”.

“Gimana maksudnya, Om?”, tanya istri Yitno lagi.

“Gini, kemarin khan dia diantar oleh Yitno. Coba terapi besok usahakan dia datang sendiri. Itu penting untuk meneguhkan niatnya dalam melakukan terapi ini. Masalahnya menurutku cukup berat, Nin”, jawab Pak Totok pada istri Yitno. Nama istri Yitno itu adalah Anin. Umurnya sedikit dibawah Bu Susi.

“Oh gitu Om. Oke deh, nanti saya sampaikan sama dia”, jawab Anin. Bokep 

Sore itu Susan sedang bersantai dengan suaminya di ruang tengah, ketika Anin mengirim sms ke hpnya.

‘jeng, besok jadi terapi ke Om Pak Totok? beliau menganjurkan untuk jeng datang sendiri karena niatnya penting’

Susan baru menyadari janjinya dengan lelaki tua itu. Segera dijawabnya sms Anin: ‘ok bu. makasih banget’.

Lalu dia berkata pada suaminya, “Mas, besok aku terapi di tempat omnya Anin”.

Suaminya hanya melihat sebentar lalu kembali menonton tivi, sambil bertanya, “terapi apa Sus?”

“Lambungku. Aku ke sana sendiri kok, siang”

“O ya sudah,soalnya aku juga besok ada rapat sampai sore hari

Hanya dengan memikirkan kedatangan Susan nanti sore membuat hati Pak Totok berbunga-bunga. Hari itu Darmi menantunya melihatnya begitu riang. Sejak pagi lelaki tua itu sudah mandi dan bersiul-siul riang. Bahkan seharian Pak Totok mertuanya itu bermain dengan cucunya dengan gembira. Darmi juga diam-diam memperhatikan mertuanya itu berdandan agak berlebihan siang itu. Dia melihat mertuanya itu bercermin cukup lama, sambil bersenandung. Sorenya, Pak Totok bagai mendapat durian runtuh. Susan yang dirindukannya datang sendiri dengan mengenakan kaos kasual biasa dan celana ketat untuk senam. Kedatangan wanita itu merubah semua suasana hati Pak Totok. Dengan antusias lelaki itu menyilakan Susan ke ruang terapinya, dan menggarapnya secara serius. Kali ini dia dapat memijat kaki Susan lebih lama dan nyaman karena tidak mengenakan celana jins. Bahkan Pak Totok sedikit agak terlalu lama mengerjakan bagian pantat. Percakapan mereka mulai lebih cair.

Dengan kesabaran dan pengalamannya, Pak Totok mampu membuat Susan lebih terbuka dan rileks dengan percakapan mereka. Nampaknya Susan mulai lebih mempercayai lelaki itu. Susan merasakan dampak yang positif dari terapi yang dijalaninya seminggu lalu. Selama satu jam kemudian, terapi selesai dan Pak Totok memberikan dua botol air yang sudah diberi doa pada Susan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *