3 mins read

Cerita Sex : Nilai Sex Plus Pak Zaim Part 2

Kombinasi dari gesekan-gesekan penis Pak Zaim di memek dan klitorisku serta remasan-remasan kasar telapak tangannya di buah dadaku yang amat sensitif membuatku menjerit dan mendesah tidak karuan dengan liarnya.

Pak Zaim mulai memompa penisnya dengan lebih cepat. Sambil tangannya bertumpu dengan meremas-remas buah dadaku, Pak Zaim bergerak maju mundur sangat cepat dan kuat. filmbokepjepang.net Pandangan penuh nafsu Pak Zaim di wajahku kubalas dengan reaksi serupa. Mungkin karena basahnya memekku, kulihat saat itu Pak Zaim bisa memasukkan seluruh penisnya pada setiap sentakan.

Kami berdua sudah sama-sama mandi keringat, apalagi urat-urat dan otot-otot di sekujur tubuh Pak Zaim jelas terlihat. Hanya suara desahan dan lenguhan liar bagaikan binatang dari kami berdua yang terdengar di kamar.

Akhirnya aku tidak tahan lagi, orgasmeku yang kedua datang. Aku menjerit sangat keras, dan Pak Zaim justru tambah mempercepat dan memperkuat gerakan serta remasannya. Tubuh mungilku terguncang hebat, sekali lagi dalam cengkeraman Pak Zaim. Kemudian dipeluknya tubuhku, kubalas pula dengan erat sehingga terasa keringat kami berdua saling bercampur. Pak Zaim tidak pernah berhenti memompa penisnya saat orgasmeku yang kedua itu berlangsung.

Setelah klimaksku selesai beberapa saat kemudian, tubuhku tergolek lemas dalam posisi saling memeluk, sungguh kontras sekali perbedaan warna dari tubuh kami. Memekku dan penis Pak Zaim yang terbenam seluruhnya terasa sangat basah dan aku kesulitan mengatur nafasku di bawah tindihan tubuh Pak Zaim.

“Nikmat sekali kamu Ayu,” ujar Pak Zaim sambil tersenyum ke wajahku. Sex 

Kubalas lemah senyumannya sambil merasakan kenikmatan ini. Kuberanikan berbisik lemah,
“Bapak kok belum keluar?” Sambil tertawa-tawa, Pak Zaim menjawab,

“Kan sudah Bapak bilang nggak mungkin tak keluarin di memek kamu. Bapak sudah kepikiran tak keluarin pejuh Bapak di bagian tubuh kamu yang lain.”

“Di mana Pak?” tanyaku.

Pak Zaim hanya membalas dengan senyuman sambil melepaskan pelukannya dan bangkit dari atas tubuhku dan kemudian mengambil posisi duduk berjongkok di perutku.

Campuran keringat dan cairan memekku membuat Pak Zaim dengan mudah menggerakan penisnya di sepanjang belahan dadaku. Aku tidak pernah berhenti memijat, meremas, dan menjepit payudaraku sehingga kulihat mata Pak Zaim merem melek.

“Oh Ayu sayang..!” jerit Pak Zaim sesekali.

Gerakan Pak Zaim makin lama makin cepat, sementara aku juga menguatkan pijatan dan remasan. Karena payudaraku yang amat sensitif merasakan kerasnya penis Pak Zaim, kurasakan ledakan-ledakan kecil di memekku. Aku juga sering mendesah-desah tidak karuan.

Kuperhatikan dorongan penis besar Pak Zaim membuat ujungnya makin lama makin dekat ke daguku, kurasakan pula buah zakarnya bertabrakan dengan pangkal payudaraku dalam setiap dorongan yang dilakukannya. Dengan beralaskan bantal, kumajukan mulutku dan mulai memberikan jilatan-jilatan cepat liar setiap kali kepala penis Pak Zaim mendekat. Sekilas kulihat mata Pak Zaim terbelalak dengan keagresifanku ini.

“Kamu makin liar aja Ayu, Bapak bener-bener nggak tahan!” desahnya.

Dengan terampil kuberikan kenikmatan pada Pak Zaim, jilatan-jilatan lidahku pada ujung penisnya serta remasan-remasan payudaraku menggesek penisnya. Aku betul-betul ingin membalas semua kenikmatan yang sebelumnya diberikan Pak Zaim terhadapku, tidak peduli lagi status dan perbedaan usia kami. Gerakan dan ekspresi kami sudah seperti sepasang kekasih yang tidak mampu lagi menahan nafsunya atau mungkin layaknya dua bintang film porno.

“Oh Ayu sayang!” Pak Zaim akhirnya menjerit keras dan menghentikan gerakannya. Sex 
Penis Pak Zaim masih terjepit di antara payudaraku dan ujungnya persis dekat di depan bibirku yang sedikit menganga. Bersamaan dengan itu, air mani atau pejuh dari penis Pak Zaim muncrat!

Tembakan-tembakan deras pejuh Pak Zaim membasahi dan lengket di sebagian besar wajah dan bibirku

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *